KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.
Wr. Wb
Puji
syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
Rahmat, Taufiq, dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah untuk mata kuliah Ilmu Administrasi dengan judul makalah Desain Interior dn Lingkungan Kantor.
Terima kasih kami sampaikan kepada
pihak-pihak yang telah membantu terealisasinya makalah ini, khususnya kepada
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Administrasi
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini serta
kelengkapan buku-buku yang tersedia di perpustakaan IAIN Sunan Ampel yang
menjadi acuan sumber pustaka penulis.
Semoga
makalah ini bisa membawa guna dan manfaat baik bagi pembaca atau bagi
pihak-pihak yang berkepentingan yang semuannya bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan pengetahuan kita tentang Desain Interior dan Lingkungan Kantor.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami
sangat menunggu dan mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca agar
makalah ini semakin bisa diterima dikalangan kita semua.
Wassalamulaikum Wr.Wb.
Surabaya, Mei
2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .............................................................................................
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... 1
DAFTAR
ISI ......................................................................................................... 2
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN
A. Desain
Interior.............................................................................. 5
B. Desain
Interior dan Lingkungan Kantor...................................... 7
C. Macam-Macam
Desain Interior dan Lingkungan Kantor............ 8
1. Ruangan................................................................................. 8
2. Udara..................................................................................... 9
3. Lingkungan
Sehat.................................................................. 10
4. Sistem
Pencahayaan............................................................... 11
5. Warna..................................................................................... 14
6. Control
Suara......................................................................... 15
7. Musik..................................................................................... 16
8. Keamanan
Kantor.................................................................. 16
BAB
III KESIMPULAN ................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
Dari
dulu banyak organisasi yang mengalami kesulitan dalam mengatur serta menata
ruang kantornya sendiri. Kesulitan tersebut disebabkan oleh langkanya pegawai
yang mempunyai keterampilan dan keahlian di bidang merancang tata raung kantor.
Namun demikian, beruntunglah pada akhir-akhir ini sudah semakin banyak orang
yang memahami tentang masalah ini. Manajemen mulai menyadari betapa pentingnya
nilai perencanaan serta rancangan ruangan yang serasi.
Permasalahan
dalam penataan ruangan kantor dan sekitar kantor ini berbeda-beda dilihat dari
kompleks ruang lingkupnya, sehingga pemecahannya harus dibina dengan akal sehat
atau logika, misalnya, perubahan prosedur yang terbatas, karena prosedur yang
terbatas akan lebih banyak mempengaruhinya daripada suatu perubahan penataan
perabotan. Perancang atau perencana tata ruang harus bekerja sama secara erat
dengan para peneliti dan arsitek dan ahli-ahli lainnya dalam menata Desain
Interior Kantor dan lingkungannya.
Pengertian
tentang perencanaan ketataruangan atau Desain Interior Kantor ini didasarkan
pada aliran atau jalannya pekerjaan yang timbul dari hasil penelitian kerja
dalam kantor. Suatu aliran pekerjaan yang telah disempurnakan dapat mengurangi
hambatan atau dapat bergerak lebih lancar, mengurangi biaya-biaya dan
meningkatkan hasil (output).[1]
Ruangan
perkantoran tidaklah murah dan tidak mudah diperoleh, oleh karena itu pertimbangan
yang seksama sangat diperlukan terhadap bagaimana pemanfaatannya dalam hubungan
dengan penempatan perlengkapan dan menentukan dan membagi ruangan kerja bagi
para pegawai. Dalam menata lingkungan fisik kantor dan pelayanan perkantoran dengan
mempunyai kompetensi tersebut, dapat memperoleh manfaat bagi para penghuni
kantor bagaimana menata ruang kantor, sehingga pekerjaan kantor dapat
diselesaikan secara baik dan nyaman dalam melakukan pekerjaan. Tingkat produktivitas pegawai yang tinggi merupakan
harapan semua organisasi atau perusahaan dan lingkungan kantor yang sesuai akan
mendukung tercapainya tujuan tertentu. Dalam harapan tersebut diikuti dengan
ruang penyimpanan dokumen atau arsip yang nyaman, ruang kerja yang bersifat
personal sampai pengaturan kabel yang digunakan dalam ruang kantor.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Desain
Interior
Arti
desain interior menurut para ahli ada yang berbeda-beda, menurut Alexanser C
yang merupakan seorang peneliti desain mengartikan desain interior adalah
komponen fisik yang tepat dai suatu struktur fisik. Sedangkan menurut Bruce
Acher yang merupakan seorang desaigner mengatakan desain adalah suatu aktivitas
pemecahan masalah yang diarahkan pada suatu tujuan (goal).
Dari
definisi yang disebutkan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Desain
Interior adalah proses pemecahan masalah pada komponen-komponen fisik dari
suatu struktur secara sistematis untuk mencapai kesesuaian suatu tujuan.[2] Ada juga pengertian desain
menurut D.K. Ching sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang dalam di
dalam bangunan. Dimana keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar kita akan
naungan dan perlindungan, mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi aspirasi
kita dan mengekspresikan gagasan yang
menyertai tindakan kita, disamping itu sebuah desain interior juga mempengaruhi
pandangan, suasana hati dan kepribadian kita. Oleh karena itu tujuan dari
perancangan interior adalah pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan
peningkatan psikologi ruang interior.
Kedudukan
desain interior terletak diantara teknik dan seni, karena tanpa adanya teknik
dan seni maka desain tidak akan menarik untuk di pandang. Suatu desain yang
tidak mempertimbangkan aspek teknik berarti mengabaikan aspek konstruksi akan
mngakibatkan desain yang dihasilkan tidak akan aman dipergunakan dan pasti akan
mengakibatkan kecelakaan bagi penggunanya.
Desainer
interior adalah seseorang yang melakukan pekerjaan perancangan interior. Desain
Interior tidak sama dengan dekorasi. Jika arsitektur digambarkan sebagai seni
dan ilmu mendesain struktur untuk interaksi manusia, maka Desain Interior dapat
diartikan sebagai seni ilmu dalam memahami kebiasaan manusia untuk menciptakan
ruang fungsional dalam struktur yang dirancang oleh arsitek. Jadi focus
perhatian desain interior yaitu menyangkut berbagai aspek yang terkait dengan
kegunaan ruang.
Karyawan
atau klien sebagai pemakai ruang merupakan titik tolak perancangan,
sehingga segala sesuatu yang terkait dengan aktivitas mereka dalam ruangan yang
akan di desain harus betul-betul teridentifikasi dengan baik agar kepuasan
klien dapat terpenuhi. Untuk itu desainer juga harus memiliki data diri dari
klien tersebut meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, hobi, warna kesukaan,
gaya yang diinginkan, kesan ruang yang
diharapkan dan sebagainya. Dengan data yang lengkap maka perumusan desain
menjadi lebih terarah.
The American Society of Interior Designers
(ASID) mendefinisikan
mengenai interior designer sebagai seseorang yang memiliki kriteria
sebagai berikut: "Interior designer is professionally trained to create
a functional and quality interior environment. Qualified through education,
experience and examination, a professional designer can identify, research and
creatively resolve issues and lead to a healthy, safe and comfortable physical
environment."
Pendapat diatas menjelaskan bahwa desainer interior adalah seorang yang terlatih
secara profesional untuk menciptakan lingkungan interior yang fungsional dan
berkualitas. Karena telah terkualifikasi melalui pendidikan, pengalaman dan
ujian, seorang desainer interior dapat mengidentifikasi, meneliti dan secara
kreatif memecahkan permacalahan dan mengarahkan perancangan menuju lingkungan
fisik yang sehat, aman dan nyaman.
Desainer interior bertanggung jawab dalam berbagai hal meliputi: pengorganisasian ruang
untuk menyelaraskan dengan fungsinya, meyakinkan bahwa desain yang dibuat match atau sesuai
dengan penggunaan kode keamanan bangunan, mengatur konstruksi dan penerapan
desain, bahkan juga mendesain transmisi akustik dan tata suara. Seorang desainer interior juga dituntut
tanggungjawabnya dalam memilih dan menentukan peralatan, perabot, produk, bahan
dan warna yang digunakan dalam perancangan interiornya.
Desainer interior tidak bekerja atas dasar
keinginan dan selera pribadi, akan tetapi segala sesuatu yang didesain bertitik
tolak pada keinginan dan harapan klien sebagai konsumen yang meminta jasa
desainer interior. Untuk dapat memahami keinginan dan harapan klien atas desain yang dipercayakan penggarapannya pada desainer,
maka perlu dilakukan komunikasi yang intensif serta identifikasi fisik bangunan
yang cermat.
Seorang desainer interior juga dapat
memanfaatkan ilmu yang dimiliki sebagai pengajar. Pendidikan seni dan desain berkembang dengan
pesat di seluruh negara, yang membutuhkan instruktur yang memiliki kualifikasi
tinggi. Akan tetapi, seorang praktisi desain interior yang memiliki kualifikasi
tinggi belum tentu memiliki kualifikasi dalam mengajar, sehingga perlu
hati-hati dalam memilih profesi ini karena diperlukan juga pengetahuan mengenai
cara mengajar yang baik.[3]
B. Desain
Interior dan Lingkungan Kantor
Desain Interior Kantor merupakan
elemen-elemen atau furniture yang terdiri dari benda-benda interior rumah yang
di kreasikan oleh para arsitek untuk melengkapi kebutuhan bangunan-bangunan
atau gedung-gedung perkantoran.
Menggunakan furniture yang tepat bisa
menjadi factor pendukung utama dalam menetapkan gaya desain yang dipilih untuk
sebuah ruangan. Namun selain itu, ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan
yaitu desain pembentukan ruang interior yang bisa menghadirkan sensasi ruangan
secara keseluruhan yang ada pada plafon (atap), dinding dan lantai.
Dalam Desain Interior Kantor, setiap
orang mempunyai keinginan dan karakter yang berbeda-beda. Mereka menginginkan
suasana kantornya berbeda dengan kantor-kantor yang lain dan ingin terlihat
unik dan serasi. Karena di zaman modern ini banyak para pengusaha baru yang
mendirikan kantor-kantor dan tidak mau kalah saing dengan kantor terdahulu.
Oleh karena itu, dalam Desain Interior Kantor memerlukan kreatifitas yang cukup
tinggi agar tercipta suasana dan desain yang di inginkan.
Yang berhak dalam ikut serta dalam
menata Desain Interior Kantor adalah arsitek, pemilik kantor atau perusahaan
dan ahli pendesain interior atau desainer. Jadi desain interior da kingkungan
kantor adalah perencanaan penyusunan letak-letak
ruangan-ruangan atau unit-unit tempat kerja suatu kantor dengan
setepat-tepatnya demi memperlancar komunikasi kerja pegawai serta mempermudah
koordinasi dan pengawasan.
C. Design
Interior dan Lingkungan Kantor
Hal yang paling
menunjang terciptanya suatu Desain Interior Kantor adalah untuk menciptakan
suasana nyaman bagi para penghuni kantor ataupun tamu yang berkunjung ke kantor
tersebut. Bukan hanya itu saja, apabila Desain Interior Kantornya sangat
menunjang maka bisa menambahkan semangat para karyawan dalam bekerja.
Kebutuhan dalam
Desain Interior Kantor sangatlah berbeda-beda, tergantung dengan si pendesain
atau arsiteknya. Setiap orang yang ingin membangun suatu usaha atau perusahaan
pasti memiliki visi dan misi masing-masing sesuai dengan tujuan yang akan mereka
capai nantinya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam Desain Interior Kantor, yaitu :
1. Ruangan
Penetapan ruang dan furniture kantor dan benda-benda
furniture yang dibutuhkan oleh kantor. Dibagian lobby atau receiption juga
perlu di Desain Interior, karena area ini sangat mempengaruhi tampilan citra
dari perusahaan. Maka dari itu sebaiknya Desain Interior Kantor di area ini di
desain sebaik mungkin dan untuk lebih idealnya dalam proses Desain Interior
Kantor pemilik perusahaan memberikan informasi atau intruksi kepada Arsitek
Desain Interior agar dapat menghasilkan Desain Interior Kantor yang baik dan
sesuai dengan tampilan citra perusahaan. Selain informasi dari pemilik
perusahaan saat proses Desain Interior Kantor, pemilik perusahaan juga dapat
melakukan pembahasan mengenai Arsitek Desain Interior Kantor yang akan
dikerjakan. Hal ini dilakukan agar terjalin kesepakatan yang baik antara para
pekerja dan si pendesain, karena setiap ornament-ornamentnya dapat diperhatikan
dan apabila terdapat kekurangan maka bisa langsung diperbaiki.
Dalam menata Desain Interior Kantor
terdapat beberapa tips penataan, diantaranya :
a. Plafon
Agar plafon (atap) dapat terlihat
menonjol, maka bisa menggunakan gaya desain plafon turun (drop celling)
Dengan bagian sudut plafon diberi ukiran dengan sedikit lighting warna kuning
hangat atau biru agar terlihat agar terlihat cantik pada tingkatan kedua dari
plafon turun.
b. Dinding
Untuk mendapatkan ruangan interior
bergaya klasik, kita bisa menggunakan wallpaper dengan motif floral (karangan
bunga) pada bagian dinding tertentu dengan pilihan warna tertentu.
c. Lantai
Menggunakan
plafon dengan gaya drop celling dengan motif ukiran dan cat dinding dengan warna terang atau
dengan wallpaper motif floral atau tekstur garis vertical, maka bagian lantai
bisa menggunakan batu alam Dengan warna krem.[4]
Langkah selanjutnya adalah pemilihan
pintu pagar dan teralis pagar untuk Desain Interior Kantor. Dalam hal ini tidak
terlalu rumit karena posisi pintu di sesuaikan dengan arsitek desainnya dan
penepatannya harus sesuai karena di area lobby sering membutuhkan banyak ruang.
Agar penempatan terliahat baik dan tertata rapi, sebaiknya di mulai dari
menampilkan area receiption yang terdapat beberapa komponen seperti meja
receiption, backdrop dinding sisi kanan dan sisi kiri, dan menyediahkan tempat
majalah atau Koran, barang seni seperti patung, lukisan, lampu-lampu unik yang
bergelantungan, dll.
Sedangkan untuk Desain Interior Kantor
di dalam, factor yang paling diperhatikan yaitu kenyamanan para karyawan dalam
bekerja. Agar tidak membosankan sebaiknya menambahkan factor keindahan untuk
siapa saja yang melihatnya dan menjadikan suasana yang menyenangkan bahkan bisa
mengurangi stress.
2. Udara
Selain Desain Interior Kantor,
lingkungan kantor juga sangat penting dalam factor pendukung suasana nyaman di
sekitar kantor dan menambah semangat kerja para karyawan. Dalam lingkungan
kantor tingkat produktivitas pegawai yang tinggi merupakan harapan semua
organisasi atau perusahaan yang sesuai akan mendukung tercapainya tujuan
tersebut.
Menurut sterk dalam penelitian yang
dilakukannya, telah ditemukan hamper 83% pegawai sangat mengharapkan adanya pencahayaan
yang tepat, area kerja yang sesuai dan temperature udara yang nyaman. Hal ini
dibuktikan dengan data dokumen dan arsip
yang telah disimpan dan di ikuti dengan ruang kerja yang bersifat personal.
Factor lingkungan kantor lainnya
yang dapat mempengaruhi lingkungan fisik dan psikologi pegawai adalah kondisi
udara di dalam kantor. Kualitas udara patut menjadi perhatian utama Manajer
Administrasi. Beberapa factor udara yang perlu diperhatikan adalah:
v
Temperature
udara. Temperature ideal yang digunakan pada
ruang kantor adalah kurang lebih 3-4° Celcius, sehingga tubuh pagawai tidak
terkejut ketika memasuki ruang kantor.
v
Tingkat
kelembaban udara. Jika tingkat kelembaban udara
sesuai dengan skala yang direkomendasikan, maka temperature pada perkantoran
dapat diturunkan pada musim dingin dan dinaikkan pada musim panas tanpa
mengurangi kenyamanannya.
v
Sirkulasi udara.
Udara
pada beberapa tempat kerja terutama yang peralatan kantonya menghasilkan panas
harus ada sirkulasi udara untuk menghasilkan kenyamanan di dalamnya.
v
Kebersihan
udara. Selain faktor-faktor yang telah
disebutkan diatas, terdapat juga faktor yang perlu diperhatikan yaitu
kebersihan udara dalam kantor. Kebersihan udara menjadi pertimbangan besar,
Karena bangunan akan menjadi lebih kedap udara dan pemakaian energy listrik
lebih efisien.[5]
3. Lingkungan
yang sehat
a) Ergonomics
Lingkungan kantor sedikit banyak aakan mempengaruhi
fisik maupun psikologis pegawai ketika melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu,
sangat penting bagi Manajer Administrasi untik menciptakan lengkungan kerja
yang bisa membuat pegawainya bekerja secata efektif dan efisien, serta
meminimalkan kemungkinan pegawai mendapatkan cedera ketika melakukan
pekerjaannya. Oleh karena itu, dengan Ergonomics yang didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari efisiensi seseorang pada lingkungan kerjanya. Ergonomics
membantu memastikan apakah tugas, peralatan maupun lingkungan kantor harus
sesuai dengan kebutuhan pegawai.
b) Smart
Office
Tren teknologi masa kini yang memungkinkan dilakukan integrasi
beberapa komponen lingkungan kantor, seperti pencahayaan, AC maupun konservasi
energi melalui komputerisasi kantor.
Bahkan beberapa teknologi perkantoran yang digunakan sebagian atau sepenuhnya
telah terintegrasi ke dalam smart office seperti komunikasi data, pemrosesan
data, pengontrolan lingkungan, keamanan, dan sistem pelindung kebakaran..
4. System
pencahayaan
Pencahayaan
dilingkungan kerja baru sangat efektif apabila pegawai merasa nyaman secara
visual akibat pencahayaan yang seimbang. McShane (1997) mendiskripsikan bahwa
80 hingga 85 persen informasi yang diterima pegawai di kantor adalah
menggunakan indera penglihatan (mata), seperti membaca surat atau memeriksa
nota tagihan pembayaran. Oleh karena itu sistem pencahayaan dalam kantor
menjadikan sanagat penting dalam kenyamanan visual bagi pegawai dikantor karena
akan mempengaruhi produktivitas mereka.
McShane
juga menjelaskan empat jenis pencahayaan yang digunakan di kantor, antaranya
ialah:
1.
Ambient
lighting, pencahayaan yang digunakan untuk memberikan pencahayaan
keseluruhan ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor.
2.
Task lighting, pencahayaan yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai,
misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai,
namun jenis cahaya ini jaranga digunakan pada kantor-kantor di Indonesia karena
alasan kepraktisan.
3.
Accent lighting, pencahayaan yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang akan
dituju. Biasanya jenis lampu ini dirancang pada lorong sebuah kantor atau area
lain yang membutuhkan penerangan sehingga pegawai atau pengunjung tidak
tersesat.
4.
Natural lighting, pencahayaan ini biasanya berasal dari jendela, pintu
kaca, dinding, serta cahaya langit. Jenis cahaya ini akana memberikan dampak
positif bagi pegawai, namun cahaya ini tidak selalu tersedia apabila dalam
keadaan mendung atau gelap. Oleh karena itu, perusahaan perlu menggunakan
sistem penyimpan cahaya matahari (solar energy saving system) sehingga
jenis cahaya ini tetap dapat digunakan. Cahaya ini tidak mampu menjangkau lebih
dalam ke area kerja, dan pada hari yang sangat terang, intensitas cahaya alami
dapat mengakibatkan cahaya harus dikontrol. Apabila cahaya alami digunakan
untuk menerangi area kerja, maka perlu dipertimbangkan dampak penggunaan
temperatur udara terhadap ruang kerja. Karena cahaya alami menghasilkan panas,
pendingin udara harus digunakan khususnya pada waktu musim panas untuk
mengurangi efek panas tersebut.
Sementara
itu, Quible (2001) menjelaskan bahwa ada empat jenis cahaya yang dapat
digunakan di kantor, yaitu:
1.
Cahaya alami, pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari.
2.
Cahaya Fluorescent, cahaya fluorescent
menjadi jenis cahaya yang lazim digunakan pada ruang perkantoran dengan tingkat
terang yang mirip dengan cahaya alami. Meskipun pemasangannya lebih mahal
dibanding dengan incandescent, cahaya ini mempunyai beberapa kelebihan,
yaitu: memproduksi lebih sedikit panas dan silau, mengkonsumsi lebih sedikit listriknya,
keterangan cahaya yang diberikan lebih tersebar. Keuntungan penggunaan jenis
cahaya ini adalah mengurangi bayangan dan silau pada area kerja, karena
keseragaman yang dihasilkan atap cahaya seperti ini digunakan untuk
menghasilkan variasi cahaya pada area perkantoran.
3.
Cahaya Incandescent, cahaya ini paling sering
digunakan di rumah, tetapi cahaya ini juga dapat digunakan secara efektif di
perkantoran, meskipun Fluorescent lebih efisien. Cahaya Incandescent
kadang kala digunakan untuk membuat panel cahaya tidak monoton dan untuk
menarik perhatian pada beberapa area. Cahaya ini paling tidak efektif jika dibandingkan dengan energi yang
dikonsumsi, meskipun biaya pemasangannya lebih murah dibanding Cahaya Fluorescent.
Kelemahan dalam cahaya Incandescent adalah tidak bertahan lama, warna
yang dihasilkan tidak alami, memerlukan banyak listrik dan menghasilkan banyak
bayangan serta silauan cahaya.
Dalam
sistem pencahayaan juga terdapat karakteristik system penerangan, yaitu:
1.
Direct,
dimana pencahayaan yang mengarahkan cahaya 90-100% secara langsung ke area
meja, sistem ini akan mengakibatkan munculnya silau dan bayangan karena hanya
sedikit cahaya yang tersebar.
2.
Semidirect,
dimana pencahayaan cahayanya 60-90% yang diarahkan ke bawah dan sisanya
diarahkan ke atas lalu dipantulkan kembali ke bawah. Sistem ini menghilangkan
beberapa bayangan yang merupakan karakteristik sistem cahaya direct.
3.
Indirect,
dimana cahaya yang disebarkan mengurangi bayangan dan silau yang ditimbulkan
dari penerangan yang digunakan. Dengan sistem ini, 90-100% cahaya pertama
diarahkan ke atas dan kemudian menyebar dan memantul ke bawah ke area meja.
4.
Semiindirect, dimana pencahayaan cahayanya yang mengarahkan 60-90% cahaya ke atas dan
kemudian dipantulkan ke bawah dan sistemnya juga diarahkan ke area kerja.
Meskipun sistem ini dapat menghasilkan jumlah cahaya yang lebih banyak, namun
bayangan dan silau masih menjadi kendala bagi sistem semiindirect.
5.
General Diffuse, dimana pencahayaan cahayanya yang mengarahkan 40-60% ke arah area kerja
dan sisanya diarahkan ke bawah. Meskipun sistem ini menghasilkan lebih banyak
cahaya, namun bayangan dan silaunya juga lebih banyak daripada menggunakan semiindirect.
Ada
juga system
control cahaya otomatis yang mulai
digunakan pada gedung perkantoran. Meskipun
tidak terlalu banyak yang mengintegrasikan ke dalam sebuah sistem
manajemen, namun sistem ini juga mempunyai dampak positif pada konservasi
energi dan memungkinkan perusahaan untuk menutup biaya pembelian dalam waktu
singkat. Dalam perawatan system pencahayaan, lampu yang digunakan memberikan cahaya yang mulai
berkurang output-nya. Penurunan output cahaya mulai terjadi kira-kira
100 jam penggunaan dan pada beberapa situasi, kadang kala lebih efektif
mengganti lampu secara berkala pada area yang ditentukan.
Progaram
pembersihan atap dan bagian permanen lain pada perkantoran secra berkala juga
menjadi aspek yang penting dalam perawatan pencahayaan. Karena pada saat bagian
tersebut semakin kotor, maka permukaan yang memantulkan cahaya tidak lagi
efektif dan akan mengurangi keefktifan sistem penerangan.
5. Warna
Warna adalah salah satu elmen
penting dalam lingkungan perkantoran yang mempunyai dampak bagi pegawai.
Meskipun sebagaian besar pegawai sadar akan dampak fisik warna, namun banyak
yang tidak sadar akan
dampak psikologisnya. Warna pada perkantoran tidak hanya mempunyai nilai
estetika tetapi juga mempunyai nilai fungsi. Dalam pemilihan warna juga
terdapat beberapa factor yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pemilihan warna di kantor (Quible, 2001), antara lain:
a. Kombinasi
warna. Kombinasi dari warna primer - kuning, merah, dan biru - menghasilkan
warna sekunder.
b. Efek
cahaya pada warna. Karena berbagai jenis warna buatan mempunyai spectrum yang
berbeda, system pencahayaan yang digunakan pada kantor juga memiliki efek yang
signifikan terhadap warna. Sumber cahaya hanya akan meningkatkan warna yang sesuai dangan
spektrumnya.
c. Nilai
pemantulan warna. Beberapa warna memiliki nilai pemantulan yang berbeda.
Contohnya, warna yang terang memantulkan presentase cahaya yang lebih besar
daripada warna yang gelap.
d. Dampak
dari warna. Warna seringkali mempengaruhi mood. Warna sejuk – biru,
hijau, dan violet – menghasilkan mood yang tenang dan melelahkan. Warna hangat
– merah, orange, dan kuning – sebaliknya menghasilkan kehangatan dan keceriaan,
dan lain-lain.
6. Control
suara
Tingkat kebisingan pada kantor
merupakan factor lingkungan yang harus dipertimbangkan untuk mengelola tingkat
produktifitas pegawai yang diinginkan. Apabila tingkat kebisingan melampaui
batas yang tidak diinginkan, beberapa gangguan fisik dan psikologis terhadap
mereka akan terjadi. Control suara pada perkantoran juga terdapat beberapa
teknik yang dapat digunakan dalam mengontrol kebisingan pada ruang kantor
(Quible, 2001):
a) Kontruksi yang sesuai.
Jumlah kebisingan pada perkantoran dapat dikontrol dengan menggunakan teknik
konstruksi bangunan yang efektif. Seperti suara yang merambat melalui udara
seperti percakapan dan suara yang dihasilkan oleh beberapa peralatan.
b) Penggunaan material peredam suara. Banyak
jenis material peredam suara yang bisa digunakan, misalnya penutup atap,
tembok, jendela dan lantai.
c) Alat peredam suara, alat
peredam suara itu dapat diletakkan pada beberapa mesin di perkantoran, seperti
mesin tik atau primer dot-matrik. Alat lain yang dapat digunakan adalah penutup
peralatan yang dapat meredam suara (misalnya karpet atau kain tebal) yang
diletakkan pada mesin yang mengeluarkan suara.
d) Masking. Masking hampir sama
dengan suara yang terdengar ketika melewati lorong atau saluran yang biasanya
digunakan untuk menyampaikan suara ke seluruh area kerja, seperti music yang
lembut.
Control suara pada kantor terbuka
Penggunaan open space memberikan tantangan baru pada control kebisingan. Alat masking
suara juga dapat digunakan. Jika area kerja masih bising setelah menggunakan
semua system pengontrolan suara, perlu dipertimbangkan untuk memberikan jarak
yang ideal antar pegawai atau antar bagian sehingga tingkat privasi pembicaraan
yang diingikan bisa tercapai.[6]
7. Musik
Musik menghasilkan beberapa keuntungan, diantaranya membantu
meningkatkan kepuasan kerja dan produktifitas pegawai dengan menghilangkan rasa
bosan dan monoton dalam melakukan pekerjaan kantor. Musik juga memberikan efek
menenangkan kelelahan mental dan fisik serta mengurangi ketegangan. Musik
juga mempunyai efek negatif terhadap tingkah laku karyawan, yaitu seringkali
membuat karyawan melakukan kesalahan dan ketidakhadiran dalam bekerja.
8. Keamanan
kantor
Keamanan
memiliki dua dimensi; keamanan barang-barang fisik perusahaan dan keamanan
informasi penting (dokumen dan arsip) yang apabila hilang akan mempengaruhi
jalannya aktivitas perusahaan. Apabila informasi penting perusahaan sampai ke
tangan pesaing, hal itu dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk tetap bersaing
dalam bisnis. Berikut ini adalah beberapa saran yang diberikan
Rowh (2003) berkaitan dengan keamanan dikantor, yaitu :
1. Penggunaan
shredder (pengghancur dokumen kertas). Beberapa arsip / dokumen yang tergolong
penting akan bernahaya jika jatuh ke tangan pihak yang tidak berkepentingan.
Untuk itu penggunaan shredder sangat dibutuhkan untuk menjaga tingkat keamanan
data / informasi dikantor.
2. Penggunaan
pengaman computer, baik desktop maupun leptop. Pengaman yang dapat digunakan
pada peralatan tersebut adalah penggunaan meja, computer dengan pengaman,
sofwer yang menghalangi penggunaan computer oleh orang yang tidak
berkepentingan, hingga program bayangan yang akan mampu mengirimkan ping kepada
computer yang lain.
3. Pengguna
pencatat waktu untuk mencegah pegawai “mencuri” waktu kerja. Dengan menggunakan
kartu yang tepat , jadwak dan struktur yang jelas akan menjadikan pegawai sulit
untuk “mangkir” dari tempat kerja. Bahkan pada beberapa perusahaan
multinasional dipasang pengontrol waktu yang menggunakan ID sebagai
pengindentifikasi pada pintu ruang kerja, sebingga dapat diketahui seberapa
sering pegawai keluar masuk dalam sehari.
4. System
keamanan yang terintregasi. Setelah peristiwa bom WTC sebagaian besar
perusahaan mengintregasikan system pengamananya dengan data personalia yang
relative lengkap, sehingga tindakan criminal akan lebih dini dapat tertangani.
5. Untuk
mengakses data yang tersimpan dikompter biasanya digunakan password. Untuk
memaksimalkan keamanan, paswerd bharus diganti secara berkala. Tingkat keamanan
yang diberikan oleh perusahaan ditentukan oleh tingkat kepentingan dengan data
atau informasi yang dimaksud.
KESIMPULAN
Desain Interior Kantor adalah perencanaan
penyusunan letak-letak ruangan-ruangan atau unit-unit tempat kerja suatu kantor
dengan setepat-tepatnya demi memperlancar komunikasi kerja pegawai serta
mempermudah koordinasi dan pengawasan. Kegunaan Desain Interior Kantor juga untuk
menciptakan suasana nyaman bagi para penghuni kantor ataupun tamu yang
berkunjung ke kantor tersebut, dan apabila Desain Interior Kantornya baik dan
sangat menunjang maka akan dapat menambahkan semangat para karyawan dalam
bekerja. Yang perlu diperhatikan dalam Desain Interior Kantor adalah penataan ruang
kantor, suhu ruangan, keadaan lingkungan kantor, dan suasana kantor.
DAFTAR PUSTAKA
Ma’moeri, Endar, 2000. Administrasi
Perkantoran. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Neuner, J.J.W.,
Keeling, L.B., (1978) , Modern Office Management, Bombay: D.B. Taraporevola
Sons & Co., Private Ltd.
Sijanggut, 2009. Dasar Desain
Interior Rumah/Kantor nan Minimalis. Bandung; CVAstro
Soetrisno,
(2001) , Administrasi Perkantoran, Prajabatan Golongan III, Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
The Liang Gie, 2007. Administrasi
Perkantoran. Yogyakarta;Liberty
Wealle, Marry G.,1982. Environmental
Interior. New Yok: Maxmillan Publishing Company
[2] The Liang Gie. Administrasi
Perkantoran. (Yogyakarta;Liberty, 2007)
[3] Wealle, Marry G, Environmental
Interior, (New Yok: Maxmillan Publishing Company.,1982). Hal 12
[4] Sijanggut, Dasar Desain
Interior Rumah/Kantor nan Minimalis, (Bandung; CVAstro, 2009)
[5] Soetrisno,
Administrasi Perkantoran, Prajabatan Golongan III, (Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara ,2001)
[6] Neuner, J.J.W., Keeling, L.B. ,Modern
Office Management, (Bombay: D.B. Taraporevola Sons & Co., Private Ltd. ,1978)